BIBIT BUAH BAK BERDOSA PADA TINGKAT DEWA
Suatu kali saya berkunjung ke pelanggan bibit buah saya yang sudah membeli bibit buah ke saya banyak sekali, bahkan saya terkaget-kaget ketika dia menyebutkan berapa uang yang telah dia belanjakan? Nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Woww....
Namun bukan itu yang ingin saya ceritakan pada Anda. Tetapi bagaimana cara ekstrim dia mengatasi tanaman yang ngadat tumbuh, dan salah satunya "mungkin" karena tanaman terkena serangan hama dan penyakit yang kronis. Saya sisipkan kata mungkin, supaya Anda tahu begitu banyak faktor yang menyebabkan tanaman berhenti tumbuh. Bisa saja karena medianya memang miskin hara. Sehingga ketika saya menemukan tanaman yang mati suri tersebut di kebunnya......dia langsung mencabutnya! Wah la kok gitu ya? Padahal menurut saya masih bisa diperbaiki.
Pelanggan saya yang juga berprofesi sebagai seorang dokter spesialis ini berangggapan bahwa tanaman tersebut seperti manusia yang sudah berdosa pada tingkat dewa. Lupa segala-galanya bahwa dia hanya lah manusia lemah. Artinya manusia yang tanpa rasa takut pada Tuhannya, sombong
Makanya pelanggan saya inipun tanpa banyak berpikir untuk mencabut bibit buah atau tanaman yang sudah sekarat seperti itu. Dia tak ingin hanya karena "rasa eman" dia justru membuat bibit buah lain di kebunnya ikut-ikutan rusak tertular. Dia mengibaratkan kekejaman dirinya bak sang Malaikat pencabut nyawa. Tanpa sedikitpun keraguan!
Menurutnya, manusia masih punya "cipta rasa karsa" dari Tuhan yang menghantarkannya pada jalan pertobatan. Sedangkan bibit buah tak memiliki keistimewaan itu. Kenapa mesti dipertahankan?
Tiba-tiba saya termenung sendirian, bener-bener nelangsa.....duh betapa banyak manusia seperti itu di sekitar kita. Saya baru saja menemukan kenyataan seperti itu, bayangkan kalau ada orang yang sudah berzina dengan istri orang lain, yang mengakibatkan perceraian. Trus dia tidak mengakui anak hasil hubungan gelap tersebut, sehingga anak tersebut menjadi rusak hidupnya secara moral setelah dewasa. Dan kagetnya, ternyata orang yang melakukan kekejaman tersebut adalah teman kita sendiri. Orang yang sering menasehati kita bagaimana cara sukses dalam hidup.
Oh, Tuhanku......maafkan dia dan berilah cara bagi saya untuk menghantarkan dia pada pintu pertobatan. Tentunya tidak cuma dalam kata-kata seperti alasan yang dia kemukakan, tapi dalam bukti dengan mengangkat kehidupan 2 anaknya yang dia telantarkan. Semoga dia membaca tulisan saya ini. Dan menyadari kesalahan masa lalunya. Tuhan kabulkan permintaan saya ini, karena sesungguhnya saya pun ber"pamrih" kepadaMu. Supaya akan ada orang yang mengingatkan saya bila saya melakukan dosa. Aaamiiin.
Tak terasa mata saya berkaca-kaca.....di pagi Subuh ini. Kok saya jadi cengeng gini ya? Segera kubasuh dengan air wudlu. Terima kasih Tuhan atas nikmatmu ini!!!!
No comments
Silahkan Anda berkomentar. Namun tetap menjaga kesopanan. Terima-kasih.